Langsung ke konten utama

Informasi Primer,Sekunder,dan Tersier

A. Informasi Primer
1. Ensiklopedi
                   Ensiklopedi dapat didefinisikan sebagai: “Sebuah karya ilmiah berisi informasi yang sangat luas, dalam berbagai bidang pengetahuan, dan biasanya disusun secara  alphabetis subyek atau nama”. Istilah “sangat luas” bukan berarti semuanya. Istilah tersebut hanyalah menggambarkan sebagai sesuatu yang sangat luar biasa, seperti dengan istilah yang digunakan oleh Diderot, bahwa sebuah ensiklopedi memiliki nilai yang bersifat mistisius. Bukan mistik yang berarti tidak nyata, namun mendekati itu karena sangat luar biasa.
                   Setiap ensiklopedi yang diterbitkan, biasanya menguraikan banyak artikel secara detail, seringkali pula disertai daftar bacaan pada setiap bagian atau sub-bagiannya; ada uraian singkat dan ada uraian yang panjang disertai informasi tentang berbagai data seperti tanggal lahir dan kematian para ilmuwan terkenal, lokasi geografis dan peristiwa-peristiwabersejarah. Cakupan ini menyebabkan ensiklopedi sangat ideal untuk dikatakan sebagai bahan rujukan. Dan ensiklopedi yang besar seringkali menjadi tumpuan pustakawan untuk memberikan jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang diajukan oleh para pemakai perpustakaan ataupun pencari informasi lainnya.
                     Bahan pustaka yang tertulis pada bagian bawah artikel membantu pembaca untuk dapat menemukan informasi tambahan yang diperlukan untuk memperkaya wawasan keilmuan atau khazanah keilmuan, ataupun untuk memperoleh penjelasan yang dianggap kurang komplit ketika membaca artikel yang ada dalam sebuah ensiklopedi. Artikel dalam ensiklopedi merupakan sebuah rangkuman dari konsep yang sangat panjang, bukan hanya sekedar sebuah potongan atau bagian dari konsep tersebut.
Hugh Kenner secara cerdik meringkas isi dan tujuan ensiklopedi sebagai berikut:
“Ensiklopedi membuat kita seperti melompat dari suatu masa yang sangat panjang, dan
ensiklopedi merupakan suatu yang tak mungkin ditulis hanya oleh seseorang, dan setiap
orang hendaknya membacanya”.

                      Bukannya tidak mungkin terjadi kritikan terhadap sebuah ensiklopedi. Jika ini ada mungkin disebabkan karena penyusunan sebuah ensiklopedi memerlukan waktu yang cukup lama sehingga begitu selesai penyusunannya, mungkin pengetahuan yang dicakupnya sudah bergerak maju dan berkembang, sehingga apa yang diuraikan dalam ensiklopedi dapat dikatakan ketinggalan. Saat ini berbagai ensiklopedi disusun dengan bebagai tujuan pula. Tetapi intinya adalah untuk mengumpulkan dan mengorganisir pengetahuan yang tersebar di berbagai belahan dunia, atau untuk memenuhi kebutuhan informasi para pembaca. Hampir semua bidang pengetahuan dan informasi dikupas, dirinci dan dijelaskan melalui berbagai artikel yang disusun secara detail dan didukung oleh fakta-fakta yang akurat.
Berdasarkan cakupannya ensiklopedi bisa dibedakan menjadi:
• Ensiklopedi umum, yang tidak mambatasi cakupannya pada subyek tertentu. Contoh:
Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: Ichtisar, 1983-.;
Encyclopedia Americana. New York: Grolier, 1986. 30 jilid.
• Ensiklopedi khusus, yang membatasi cakupannya pada bidang atau subyek tertentu.
Contoh: Ensklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993. 5 jilid;
Ensiklopedi Ijmak: Persepakatan Ulama dalam Hukum Islam. Jakarta:
Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M),
1986;'
2. Kamus
Kamus berisi daftar kata dasar suatu bahasa yang disusun menurut abjad. Kamus yang baik disertai dengan keterangan mengenai bentuk, tanda baca, fungsi, asal-usul atau sejarah kata,arti, sinonim, antonim, sintaksis dan ungkapan tiap kata. Ada kamus yang memuat semua keterangan tersebut secra lengkap, dan ada kamus yang hanya memuat beberapa bagian saj
=
a. Istilah lain dari kamus adalah; daftar kata/istilah, takarir, glosari, leksikon, dan mu’jam. Menurut isinya, kamus dibedakan menjadi:
• Kamus umum
Contoh: Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990;
Abi al-Fadhal Jamaluddin Muhammad bin Mukrim ibn Mandhur al-Afriqiy
al-Mishriy. Lisan al-Arab. Beirut: Dar al-Fikr, 1997. 15 jilid.
• Kamus khusus
Contoh: DR. Abdush-Shobur Marzuq. Al-Mu’jam al-A’lam wal-maudhu’at fi al-
Qur’an al-Karim. Beirut: Dar al-Syuruq. 1995. 3 jilid
Samih ‘Athifuzzain. Mu’jam al-Amtsal fi al-Qur’an al-Karim. Kairo: Dar
al-Kutub al-Mishriy. 2000.
• Kamus subjek
Contoh: Ahmad Abthoni IKM. Kamus Lengkap Teknik (Inggris – Indonesia).
Surabaya: Gitamedia, 1998.
Kamus Lengkap Dunia Komputer. Yoygakarta: Andi, 2002
Menurut jumlah bahasa yang digunakan, maka kamus dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok, yaitu:
• Kamus ekabahasa
Contoh: Al-Munjid. Beirut: Dar al-Fikr
Samih ‘Athifuzzain. Mu’jam Tafsir mufradat alfadh al-Qur’an al-Karim.
Beirut: Dar al-Kutub al-Libanoniy. 2000
• Kamus dwibahasa
Contoh: Ahmad Warson Munawwir. Al-Munawwir Kamus Arab – Indonesia.
Yogyakarta: Pondok Pesantren Al-Munawwir. 1984.
John M. Echols dan Hassan Shadily. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta:
Gramedia, 1990.Kamus aneka bahasa atau kamus poligot, yaitu kamus yang istilah-istilahnya
dijelaskan dengan berbagai bahasa.
Contoh: Sugiarto. dkk. Kamus Indonesia – Daerah: Jawa, Bali, Sunda, Madura.
Jakarta: Gramedia, 2001
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kamus seperti:
• Tempat mencari makna kata,
• Tempat memeriksa ejaan, penyukuan, serta penggunaan tanda hubung,
• Tempat mencari lafal kata,
• Tempat mencari riwayat, asal-usul dan turunan kata,
• Tempat mencari sinonim, antonim, dan homonim kata,
• Tempat mencari singkatan, akronim, tanda dan lambang kata,
• Tempat mencari kata asing yang sering dipakai.
3. Almanak dan Buku Tahunan
               Almanak adalah buku yang memuat informasi tentang data atau statistik yang berkaitan dengan negara, kejadian, pejabat, subjek dan kehidupannya. Banyak almanak subyek yang diterbitkan secara tahunan atau tengah tahunan, yang kadang-kadang disebut dengan Yearbook atau Annuals atau buku tahunan. Biasanya almanak memiliki bahasan
yang lebih umum dibanding dengan buku tahunan.
             Ada almanak yang disusun secara kronologis, berdasarkan waktu yang umumnya memuat informasi mengenai ramalan-ramalan cuaca, data statistik organisasi atau lembaga, dan catatan-catatan mengenai kejadian atau peristiwa yang nyata dan bersifat mutakhir. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain; The Hammond Almanac, The People’s Almanac, The Reader’s Digest Almanac and yearbook, Whitaker’s Almanac, The World Almanac and book of facts, The Guinness book of world records terbitan Bantam books di New York, berisi hal-hal yang bersifat paling. Seperti paling besar dan paling kecil, paling tinggi dan paling rendah, paling panjang dan paling pendek, dsb. Dari berbagai almanak tersebut yang paling banyak digunakan adalah The World Almanac and book of facts, kemudian Information Please Almanac, dan kemudian Whitaker’s Almanac.
               Buku tahunan adalah bahan rujukan yang memuat informasi mengenai catatan kejadian, perkembangan suatu masalah atau subjek dalam satu tahun terakhir. Buku ini banyak digunakan di perpustakaan untuk menjawab pertanyaan rujukan. Ada buku tahunan yang cakupannya sangat luas dan umum, yang bertujuan untuk memberikan informasi mutakhir yang dimuat oleh ensiklopedi. Jenis ini sering disebut dengan suplemen ensiklopedi. Dan ada pula buku tahunan yang membatasi muatannya pada informasi dan fakta yang berkembang dan terjadi dalam kurun waktu satu tahun, membatasi subjeknya, atau tempat kejadiannya. Buku tahunan sangat berguna untuk penelitian sejarah karena disajikan secara lengkap dan diterbitkan segera setelah terjadi
suatu peristiwa tertentu.       
Ada perbedaan yang esensial antara almanak dan buku tahunan, yaitu;
• Dalam almanak juga terdapat data-data yang bersifat retrospektif;
• Tujuan buku tahunan yang paling mendasar adalah untuk mencatat kegiatan
tahunan dari negara, subjek atau wilayah tertentu.
4. Buku pegangan dan manual
                 Antara buku pegangan dan manual sulit untuk dibedakan, keduanya seringkali dianggap sebagai sinonim, atau karena kesulitan untuk memberikan difinisi sehingga keduanya disebut kompendium. Buku pegangan (handbook) berisi informasi mengenai petunjuk dan identifikasi suatu masalah secara mendasar. Buku ini banyak memuat keterangan dan informasi yang berupa tabel-tabel, simbol, formula dan istilah yang berkaitan dengan suatu subjek yang dibahasnya. Tujuan utama dari penulisan buku pegangan dan manual adalah sebagai bahan rujukan cepat dalam satu bidang atau cabang pengetahuan. Penekanannya lebih berat pada keberadaan pengetahuan dibanding perkembangan baru. Buku pegangan ilmiah didukung oleh batang tubuh pengetahuan pada subjek yang berkaitan. Contoh buku kelompok ini adalah:
Contoh: Endang Prahastuti. Petunjuk Teknis Praktikum Matakuliah Modiste FPTK
Universitas Negeri Malang. Malang: UM, 1999.
Robert. C. Rosaler. ed. Standard Handbook of Plant Engineering, New
York: McGraw-Hill, 2002.
5. Biografi
            The Concise Oxford Dictionary dengan ringkas memberikan definisi biografi sebagai penulisan tentang kehidupan seseorang. Lebih lengkap lagi biografi dapat dijelaskan sebagai penulisan kehidupan seseorang yang diperoleh dari ingatan, dari bahan tertulis atau secara lisan. Sementara itu Harold Nicolson memberikan definisi yang dapat diterapkan bagi karya rujukan; biografi dapat menjadi bahan “sejarah”, dalam pandangan ini biografi harus disusun dengan teliti dan mampu menggambarkan seseorang dalam hubungannya dengan situasi yang ada saat oang itu hidup. Biografi harus menggambarkan seseorang atau individu, semua karakter kemanusiaan yang dimiliki, tidak hanya menyajikan kebaikannya saja tetapi juga kejelekannya. Biografi hendaknya ditulis dalam bahasa yang baik dan dengan gaya tuturan yang menyentuh perasaan. Tujuan penulisan biografi menurut Sir Sydney Lee, editor dari Dictionary of National Biography, adalah untuk menguraikan kehidupan pribadi seseorang yangdihormati atau yang dapat diteladani. Karena itu biografi yang ideal dapat mengungkapkan berbagai kejadian yang dialami seseorang secara langsung atau tidak langsung. Demikian juga dengan sisi-sisi kepribadiannya dan hasil-hasil yang dicapainya dalam kehidupannya.
               Biografi hendaknya disusun secara obyektif, tepat dan seimbang. Virginia Wolf, seorang penulis biografi terkenal menyatakan bahwa pada dasarnya penulis biografi menulis dan memilih serta mengorganisir informasi yang diperolehnya kemudian menguraikannya dengan sedemikian rupa sehingga terasa hidup. Ada dua daya tarik biografi bagi pengguna, yaitu untuk memenuhi rasa ingin tahu
kita terhadap pribadi seseorang dan untuk mendapatkan pengetahuan secara riil melalui orang lain. Dengan kata lain untuk mengetahui apa yang sesungguhnya telah terjadi melalui pengalaman orang lain. Ditinjau dari segi cakupan isinya, maka sumber biografi bisa dibagi menjadi:
• sumber biografi umum universal seperti World Biography. New York, 1948-;
Pustakawan Universitas Negeri Malang - Oct-09 Page: 9
• sumber biografi umum nasional seperti Apa dan Siapa: sejumlah orang Indonesia
1983-1984. Jakarta, Grafiti Pres, 1984:
• sumber biografi khusus seperti: Hart. Michael. Seratus tokoh yang paling
berpengaruh dalam sejarah. Jakarta: Pustaka Jaya, 1983. Buku ini mendaftar
seratus tokoh besar yang pemikiran, kegiatan, langkah-langkah atau ajarannya
sangat berpengaruh bagi umat manusia di seluruh dunia.. Pada urutan pertama
diletakkan nama Nabi Muhammad saw.
• Sumber biografi perseorangan yang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
• Otobiografi seperti karya A.H. Nasution. Memenuhi panggilan tugas. 8 jilid.
Jakarta: Gunung Agung;
• Biografi seperti karya Adams, Cindy. Bung Karno: Penyambung lidah rakyat
Indonesia. Jakarta: Masagung, 1988.
6. Sumber Geografi
Sumber geografi adalah bahan pustaka yang memuat informasi mengenai tempat, gunung, sungai, batas negara, batas wilayah, dan sebagainya yang berkaitan dengan lokasi
. Berbagai jenis bahan pustaka yang termasuk dalam kelompok sumber geografi adalah sebagai berikut :
• Peta, seperti Peta Kotamadya Malang;
• Atlas seperti Atlas Indonesia. Bandung, 1977;
• Globe;
• Gazetir, seperti Daftar nama-nama pulau di Indonesia (List Island Names).
Disusun oleh Dinas Hidrologi Angkatan Laut. Diterbitkan oleh Pusat Dokumentasi
Ilmiah Nasional - LIPI, 1975;
• Buku petunjuk perjalanan , seperti Business and pleasure in Jakarta: an official
tourist guide book for metropolitan city of Jakarta. Jakarta, 1973.
B.  JiNFORMASI SEKUNDER
1. Bibliografi
             Bibliografi adalah daftar buku-buku dalam bidang atau subyek tertentu, di mana hakekat keberadaan (lokasi) buku-buku tersebut tidak dibatasi pada satu perpustakaan
tertentu. Bibliografi biasanya disusun menurud abjad pengarang atau kronologis atau subyek. Kadang-kadang bibliografi disertai dengan anotasi dan disebut dengan bibliografi
beranotasi.
           Tujuan bibliografi adalah membantu pemakai mengetahui eksistensi sebuah dokumen atau mengidentifikasi sebuah dokumen atau bahan pustaka lain sesuai dengan
keperluannya.
Contoh Perpustakaan Nasional RI. Bibliografi Nasional Indonesia. Jakarta:
Perpustakaan Nasional.
Adwityani S. Bibliografi Beranotasi tahun 1997-2002: Buku Bacaan
Umum/Dewasa dan Remaja. Jakarta: Yayasan Buku Utama, 2004.
2. Katalog
Katalog dalam istilah perpustakaan adalah sarana yang mendaftar seluruh koleksi
perpustakaan. Dalam hal ini katalog dapat dibedakan menjadi:
• Katalog Perpustakaan, yaitu daftar buku atau koleksi yang dimiliki oleh suatu
Perpustakaan tertentu.
Contoh: Katalog Perpustakaan Pondok Pesantren Al-Hikam
Callimachus. Penakes.
Jerome Samuel. Katalog Beranotasi Ensiklopedi, Kamus, dan Daftar
Istilah Bahasa Indonesia (1741-1995). Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2001
• Katalog Induk, daftar buku atau koleksi yang tidak terbatas pada satu perpustakaan
saja. Sudah tentu dalam katalog semacam ini ada penunjukan terhadap keberadaan
koleksinya.
Contoh: Tabulas Septe Custodiarum Super Bibliam di Inggris tahun 1300.
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschap di Indonesia tahun
1850
Katalog Induk Disertasi Indonesia. Jakarta: PDII-LIPI.
3. Indeks
Indeks adalah sarana fisik yang mengacu ke bagian koleksi dokumen yang secara potensial relevan dengan permintaan informasi. Ada indeks yang menyatu dengan sebuah buku dan ada indeks yang terpisah dengan bahan pustaka yang diindeksnya. Indeks bisa dikelompokkan menjadi:
• Indeks buku, berisi daftar kata-kata penting disertai nomor yang mengacu ke
bagian koleksi dokumen. Indeks jenis ini biasanya terletak pada bagian akhir
sebuah buku.
• Buku indeks, merupakan sebuah buku yang berdiri sendiri bisa terdiri dari satu jilid
atau lebih berisi daftar kata-kata diserta dengan nomor yang mengacu kepada
bagian atau halaman sebuah buku atau sekumpulan buku.
Pustakawan Universitas Negeri Malang - Oct-09 Page: 11
Contoh: Akasah, Badaruttamam. Index Al-Qur’an (Index Tafsir Al-Qur’an).
Bandung: Badar, 1972.
Mohammad Fuad Abdul Baqi. Al-Mu’jam al-Mufahras li-alfadhi al-
Qur’an al-Karim. Bandung: Angkasa.
A.J. Wensinck. Concordance et Indices de la Tradition Musulmane: les
six livres, le Musnad D’al-Darimi, le Muwatta’ de Malik, le
Musnad de Ahmad ibn Hanbal / Al-Mu’jam al-Mufahras li-alfadhi
al-Hadits an-Nabawi: ‘an al-Kutub as-Sittah wa’an Musnad ad-
Darimi wa Muwaththo’ Malik wa Musnad Ahmad bin Hanbal.
Leiden: E.J. Brill, 1936. 8 jilid.
• Majalah indeks, merupakan terbitan berseri dengan kala terbit teratur yang berisi
senarai artikel yang dimuat dalam majalah primer.
Contoh: Indeks Majalah Ilmiah Indonesia, Jakarta PDII-LIPI, 1959- Terbit dua
tahun sekali.
Index Medicus Including Bibliography of Medical Review. Bethesda,
Maryland: National Library of Medicine, 1960-.
Library Literature. New York: The H.W. Wilson Company, 1921- Dua
bulanan, dengan kumulasi tahunan dan tiga tahunan. Library
Literature, mencakup sekitar 220 judul majalah, sekitar 140 dari
antaranya merupakan majalah terbitan Amerika, sedangkan
majalah nonbahasa Inggris yang dicakupnya berkisar 12-15%
namun tidak meliput majalah kepustakawanan terbitan Indonesia.
Library Literature, tidak bersifat selektif artinya mencakup semua
yang diterbitkan dalam majalah Perpustakaan, betapapun
pendeknya artikel yang dicakup, berita, serta timbangan buku, dan
nota.
4. Abstrak
Yang dimaksud dengan abstrak disini adalah majalah abstrak, yaitu terbitan berseri
dengan frekuensi teratur yang berisi sari karangan atau abstrak dari artikel penting dalam
subyek tertentu yang terbit dalam majalah primer. Dapat juga abstrak ini berasal dari sari
karangan monograf berisi hasil penelitian, laporan penelitian, paten, serta sumber primer
lain dalam bidang tertentu.
Majalah abstrak berfungsi juga sebagai indeks sehingga dapat digunakan sebagai
sarana temu balik informasi serta memberikan gambaran singkat mengenai penelitian yang
sedang berlangsung.
Tujuan utama abstrak ada dua, yaitu:
• Menghemat waktu pemakai dengan cara memeriksa abstrak serta memeriksa
apakah artikel yang dibuatkan abstrak tersebut bermanfaat atau tidak bagi pemakai;
Membantu melakukan penelusuran retrospektif tanpa mel;ihat artikel
sesungguhnya. Dalam hal ini dapat dikatakan 48% peneliti menggunakan abstrak
sebagai pengganti artikel sebenarnya.
Contoh: Kumpulan Abstrak Tesis – Disertasi Universitas Negeri Malang. Malang
PPS-UM, 2006
Library and Information Science Abstracts (LISA). London: Library
Association, 1950-. Cakupan majalah ini sangat luas meliputi ilmu
informasi dan kepustakawanan. LISA bersifat internasional dalam
arti mengabstrak majalah terbitan 100 negara dalam 20 bahasa.
D. JENIS-JENIS KOLEKSI TERSIER
1. Bibliografi dari bibliografi
Tujuan literatur tersier untuk mengetahui atau menelusur informasi sekunder:
Contoh: Leeson, Ida. 1954. A Bliography of Bibliographies of the South Pacific.
London: Oxford University Press, 1954.
Kemp, Herman C. Annotated bibliography of bibliographies on
Indonesia. Leiden: KITLV Press, 1990.
Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bibliografi tentang
bibliografi Indonesia. Jakarta: Proyek Pengembangan Perpustakaan –
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977.
2. Direktori
Direktori berasal dari kata direct yang berarti menunjuk. Direktori adalah suatu
bahan rujukan yang memuat daftar organisasi atau perorangan, disusun secara alphabetis
atau kadang-kadang secara sistematis. Jadi direktori hanya memberi informasi penunjukan,
bukan memberi informasi secara langsung.
Ada direktori perseorangan yang memuat alamat, profesi, kantor atau informasi
penting lainnya yang menyangkut orang tersebut. Dan ada juga direktori lembaga atau
organisasi biasanya memuat informasi seperti alamat, pejabat-pejabatnya, fungsi dan
keterangan lain yang berkaitan dengan organisasi itu. Dengan demikian direktori adalah
semua bahan pustaka atau dokumen yang memungkinkan kita untuk menemukan dan
mengetahui informasi tentang organisasi atau perorangan.
Contoh: Direktori Pesantren I. Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan
Masyarakat (P3M), 1986.
Bambang Hariyanto. Direktori Beasiswa Pendidikan Dasar Menengah
dan Tinggi, Dalam dan Luar Negeri tahun 2004-2005..Jakarta: Raja-raja,
2006.
Pustakawan Universitas Negeri Malang - Oct-09 Page: 13
E. PENUTUP
Semua koleksi sekunder dan tersier hendaknya ditempatkan dalam ruang referens
dan dikelola serta disajikan oleh pustakawan rujukan yang potensial. Pustakawan rujukan
cukup mengetahui tentang siapa atau sumber apa yang dapat memberikan jawaban
memuaskan untuk memecahkan pertanyaan yang diajukan pemakai.
Pertanyaan referensi dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan. Berikut ini
disajikan secara garis besar klasifikasi pertanyaan, jenis pertanyaaan referensi, dan sumber
referensi yang dapat digunakan

DAFTAR PUSTAKA
Dhiman, Anil K. and Sinha, Suresh C. 2002. Academic Libraries. New Delhi: Ess Ess
Publications.
Katz, William A. 1982. Introduction to reference work, vol.1 Basic information sources.
4th edition. New York: McGrawHill.
Lembaga Perberdayaan Perpustakaan dan Informasi (LpPI). 2001. Pedoman Pengelolaan
Perpustakaan Madrasah. Yogyakarta: FKBA.
Mustafa, Badollahi dan Abdul Rahman Saleh. 1994. Bahan rujukan umum. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Sinha, Suresh C. and Dhiman, Anil K.. 2002. Special Libraries: Research & Technical
Libraries. New Delhi: Ess Ess Publications.
Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Trimo, Soejono. 1997. Buku Panduan untuk Matakuliah Reference Work dan Bibliography
dengan Sistem Modular. Jakrata: Bumi Aksara.
    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kehumasan Indonesia & Dunia (Public Relations History)

1. Sejarah perkembangan kehumasan di Indonesia Sejarah perkembangan Public Relations di Indonesia secara konsepsional terjadi pada tahun 1950. Perkembangannya di Indonesia bergerak mengikuti kondisi politik dan dan kenegaraan saat itu. Namun, sejarah lain telah mencatat bahwa perkembangan Public relations telah ada sejak jaman kerajaan yaitu sejak jaman kerajaan Mataram dimana ada usaha penambahan senopati untuk menyebarkan “gosip” bahwa keturunannya akan menjadi pasangan sekaligus di lingdungi oleh Nyai Roro kidul. Selang waktu berjalan dalam konteks Modern, sejarah public relations di mulai pada tanggal 18 agustus 1945, ketika Bung Karno memutuskan menunda sidang PPPKI untuk memberikan keterangan pada Pers tentang pemilihan presiden sebelum merumuskan UUD. Meski demikian, sebenarnya para pakar ahli Public Relations setuju kalau Humas secara otentik yang berlaku di Indonesia dimulai pada tanggal 17 agustus 1945. Pada waktu itu pemerintah mulai menyadari perlunya rakyat un...

Peran Humas dalam Promosi di Perpustakaan

    A.     Pengertian dan Tujuan Promosi             Promosi adalah promosi diartikan sebagai upaya membujuk orang untuk menerima produk, konsep dan gagasan. . Promosi mencakup metode komunikasi yang digunakan pemasar untuk memberikan informasi tentang produknya. Informasi bisa bersifat verbal dan visual.             Dalam dunia perpustakaan, promosi sendiri lebih menyangkut pada memberitahukan produk dan jasa yang ada di perpustakaan sehingga digunakan oleh pemustaka dan meningkatkan keterpakaian koleksi yang ada.  Tujuan dari adanya promosi secara umum adalah adalah: a.        Untuk menyebarkanluaskan informasi suatu produk kepada calon konsumen yang potensial. b.       Untuk mendapatkan konsumen baru dan untuk menjaga loyalitas konsumen tersebut. c. ...